Pertanyaan :
Apa hukumnya wanita yang menyambung rambutnya dengan rambut tambahan (wig/sanggul/) ?
Jawapan :
Alhamdulillah, kaum wanita diharamkan/dilarang menyambung rambut mereka
dengan rambut tambahan(wig/sanggul, red) atau dengan benda lainnya yang
menyerupai rambut. Berdasarkan dalil-dalil yang melarang hal tersebut.
(“Hadits Asma binti Abu Bakar radiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wassallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya (dengan
rambut palsu) dan wanita yang minta disambungkan rambutnya (Muttafaqun
‘alaihi)”, red)
Dan disisi Allah-lah seluruh kejayaan dan semoga Allah memberikan
sholawat dan salam ke atas Nabi kita (Shalallahu `alaihu wasallam) dan
keluarganya dan sahabatnya.
Komite Tetap untuk Riset Islam Dan Fatawa Saudi Arabia
Ketua : Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ibn Abdullah Ibn Baz
Wakil : Syaikh ‘Abdur-Razaq ‘ Afifi
Anggota : Syaikh ‘ Abdullah Ibn Ghudayyan
Fataawa al-Lajnah ad-Daimah lil-Buhuts al-’Ilmiyyah Wal-Iftaa Saudi
Arabia,- Jilid 5, Halaman 193, Pertanyaan nombor 10 dari fatwa No. 9850;
Fatawa wa Ahkaam fi Sya’r an-Nisaa-
Pertanyaan 5 Halaman 8.
(Diterjemahkan dari http://www.fatwa-online.com/fataawa/womensissues/beautification/bea001/0020106_1.htm)
Pertanyaan :
Bagaimana hukum mengenai seorang perempuan yang memakai rambut palsu
(wig/sanggul/) untuk mempercantikkan dirinya untuk suaminya?
Jawapan :
Memang setiap pasangan harus mempercantik dirinya (si suami) atau
dirinya (si isteri) untuk pasangannya, di dalam rangka menyenangkan
pasangannya dan memperkuat perasaan (kasih/cinta, ) diantara keduanya.
Bagaimanapun, hal ini harus dilakukan dengan cara yang tercakup dalam
batas syariah sehingga tidaklah terlarang. Adapun memakai rambut palsu
(wig/sanggul) adalah model yang dipraktisi wanita-wanita non-Muslim dan
menjadi cara yang popular dalam usaha untuk mereka mempercantikkan diri.
Jika wanita muslimah memakai dan mempercantikkan dirinya dengan itu,
sekalipun hanya untuk (didepan,) suaminya, maka dia sedang meniru
wanita-wanita kafir dan Nabi telah melarangnya. Beliau berkata
(Barangsiapa menyerupai satu kaum maka dia termasuk golongan mereka.)
Terlebih lagi, hal tersebut sama ertinya “menyambung rambut palsu
atas seseorang”. Nabi (Shalallaahu `alaihi wassallam) telah melarang
perbuatan tersebut dan mengutuk orang yang melakukannya. (“Hadits Asma
binti Abu Bakar radiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya (dengan rambut
palsu) dan wanita yang minta disambungkan rambutnya (Muttafaqun
‘alaihi)”, red)
Dan disisi Allah-lah seluruh kejayaan dan semoga Allah memberikan
sholawat dan salam atas Nabi kita (Shalallahu `alaihu wasallam) dan
keluarganya dan sahabatnya.
Komite Tetap untuk Riset Islam Dan Fatawa Saudi Arabia, Fatawa Al-Mar’ah (Diterjemahkan dari http://www.fatwa-online.com/fataawa/womensissues/beautification/bea001/0000206_13.htm)
Pertanyaan:
Apakah diperbolehkan untuk seorang perempuan untuk menggunakan rambut
palsu guna mempercantikkan dirinya untuk suami nya? Apakah ini termasuk
di dalam larangan menyambung rambut ke rambut seseorang?
Jawapan :
Rambut palsu terlarang dan dikategorikan suatu model menyambung rambut
ke rambut seseorang. Walaupun tidaklah sama persis, namun hal itu
membuat rambut perempuan nampak lebih panjang dan menjadi mirip
menyambung rambut. Nabi (Shalallaahu `alaihi wasallam) telah melaknat
pekerja yang menyambung rambut demikian juga ke atas seseorang yang
meminta disambungkan. (Hadits Asma binti Abu Bakar radiyallahu ‘anha,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melaknat wanita yang
menyambung rambutnya (dengan rambut palsu/konde) dan wanita yang minta
disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya),
red). Namun, jika seorang wanita tidak mempunyai rambut dikepalanya
sama sekali, sebagai contoh, dia seorang yang botak, maka dia boleh
menggunakan suatu rambut palsu untuk menutupi seluruh cacatnya, ini
kerana adanya pertimbangan diizinkan untuk menghilangkan kecacatan.
Sebagai contoh, Nabi (Shalallaahu `alaihi wasallam) yang telah
membolehkan seorang lelaki yang mempunyai hidungnya terpotong dalam
suatu pertempuran, untuk memakai hidung palsu emas. Keadaannya dapat
lebih fleksibel berbanding itu. Yakni boleh juga meliputi permasalahan
menjalani perawatan plastik (bedah plastik) untuk memperbaiki hidung
yang kecil dan sebagainya. Bagaimanapun, proses mempercantik tidaklah
sama halnya menghilangkan cacat. Jika masalahnya berkenaan menghilangkan
kecacatan, maka tidak ada kejelekan didalamnya, seperti ketika hidung
bengkok dan perlu diluruskan atau menghilangkan tanda/tahi lalat. Tidak
ada kejelekan dalam tindakan yang demikian. Akan tetapi, bukanlah
termasuk menghilangkan kecacatan, seperti membat tatoo (rajah) atau
menghilangkan rambut alis mata, hal itu terlarang. (Allah melaknat
wanita yang membuat tato, wanita yang minta dibuatkan tato, wanita yang
mencabut alisnya, wanita yang minta dicabutkan alisnya, dan melaknat
wanita yang mengikir giginya untuk tujuan memperindahnya, wanita yang
merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim dari
shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu), red). Penggunaan rambut palsu,
walau dengan izin dan persetujuan suami, adalah terlarang izin atau
persetujuan didalam hal-hal yang Allah telah melarangnya.
Rujukan: Soal Jawab, I Luv Islam,
Rujukan: Soal Jawab, I Luv Islam,